Kamis, 20 Februari 2014

Tugas logika informatika






TUGAS LOGIKA                                     INFORMATIKA















                                               DI SUSUN OLEH :
                                                                                                Nama   : Wahyu Jati Purnomo
                                                                                                NIM      : 2013143044
                                                                                                Ruang  : 01TPLEM / 611
                                               










Sumber : http://erica-informatika.blogspot.com/2011/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html

GERBANG LOGIKA DASAR

Gerbang logika merupakan dasar pembentukan sistem digital. Gerbang logika
beroperasi dengan bilangan biner, sehingga disebut juga gerbang logika biner.
Tegangan yang digunakan dalam gerbang logika adalah TINGGI atau RENDAH. Tegangan

tinggi berarti 1, sedangkan tegangan rendah berarti 0:

1. Gerbang AND
Gerbang AND digunakan untuk menghasilkan logika 1 jika semua masukan mempunyai logika 1, jika tidak maka akan dihasilkan logika 0.Gerbang AND mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal masukan tetapi hanya satu sinyal keluaran. Dalam gerbang AND, untuk menghasilkan sinyal keluaran tinggi maka semua sinyal masukan harus bernilai tinggi.   Gerbang Logika AND pada Datasheet nama lainnya IC TTL 7408.



Pernyataan Boolean untuk Gerbang AND
A . B = Y (A and B sama dengan Y )

2. Gerbang NAND (Not AND)
Gerbang NAND akan mempunyai keluaran 0 bila semua masukan pada logika 1.
sebaliknya jika ada sebuah logika 0 pada sembarang masukan pada gerbang NAND, maka
keluaran akan bernilai 1.

 3. Gerbang OR
Gerbang OR akan memberikan keluaran 1 jika salah satu dari masukannya pada
keadaan 1. jika diinginkan keluaran bernilai 0, maka semua masukan harus dalam keadaan 0.
4. Gerbang NOR
Gerbang NOR akan memberikan keluaran 0 jika salah satu dari masukannya pada
keadaan 1. jika diinginkan keluaran bernilai 1, maka semua masukannya harus dalam keadaan
0.
 5. Gerbang XOR
Gerbang XOR (dari kata exclusive OR) akan memberikan keluaran 1 jika masukanmasukannya
mempunyai keadaan yang berbeda.



6. Gerbang NOT
Gerbang NOT adalah gerbang yang mempunyai sebuah input dan sebuah output.
Gerbang NOT berfungsi sebagai pembalik (inverter), sehingga output dari gerbang ini
merupakan kebalikan dari inputnya.
                                                   Gambar. Lambang Gerbang Logika NOT



SISTEM BILANGAN

I. DEFINISI
            System bilangan (number system) adalah  suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilanan yang banyak dipergunakan oleh manusia adalah system biilangan desimal, yaitu sisitem bilangan yang menggunakan 10 macam symbol untuk mewakili suatu besaran.Sistem ini banyak digunakan karena manusia mempunyai sepuluh jari untuk dapat membantu perhitungan. Lain halnya dengan komputer, logika di komputer diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan yaitu off (tidak ada arus) dan on (ada arus). Konsep inilah yang dipakai dalam sistem bilangan binary yang mempunyai dua macam nilai  untuk mewakili suatu besaran nilai.
            Selain system bilangan biner, komputer juga menggunakan system bilangan octal dan hexadesimal.

II. Teori Bilangan

1.      Bilangan Desimal
Sistem ini menggunakan 10 macam symbol yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9. system ini menggunakan basis 10. Bentuk nilai ini dapat berupa integer desimal atau pecahan.
Integer desimal :
adalah nilai desimal yang bulat, misalnya 8598 dapat diartikan :
8 x 103      = 8000
5 x 102      =   500
9 x 101      =      90
8 x 100      =        8
                            8598  


Absolue value merupakan nilai untuk masing-masing digit bilangan, sedangkan  position value adalah merupakan penimbang atau bobot dari masing-masing digit tergantung dari letak posisinya, yaitu nernilai basis dipangkatkan dengan urutan posisinya.

Pecahan desimal :
Adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan dibelakang koma, misalnya nilai 183,75 adalah pecahan desimal yang dapat diartikan :
1 x 10 2           = 100
8 x 10 1           =  80
3 x 10 0           =    3
7 x 10 –1          =    0,7
5 x 10 –2          =    0,05
                          183,75

2. Bilangan Binar
            Sistem bilangan binary menggunakan 2 macam symbol bilangan berbasis 2digit angka, yaitu 0 dan 1.
Operasi aritmetika pada bilangan Biner :
a.      Penjumlahan
Dasar penujmlahan biner adalah :
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 = 0                     dengan carry of 1, yaitu 1 + 1 = 2, karena digit terbesar ninari 1, maka harus dikurangi dengan 2 (basis), jadi 2 – 2 = 0 dengan carry of 1
b.      Pengurangan
Bilangan biner dikurangkan dengan cara yang sama dengan pengurangan bilangan desimal. Dasar pengurangan untuk masing-masing digit bilangan biner adalah :
0 - 0 = 0
1 - 0 = 1
1 - 1 = 0
0 – 1 = 1                     dengan borrow of 1, (pijam 1 dari posisi sebelah kirinya).
c.      Perkalian
Dilakukan sama dengan cara perkalian pada bilangan desimal. Dasar perkalian bilangan biner adalah :
0 x 0 = 0
1 x 0 = 0
0 x 1 = 0
1 x 1 = 1
d.      pembagian
Pembagian biner dilakukan juga dengan cara yang sama dengan bilangan desimal. Pembagian biner 0 tidak mempunyai arti, sehingga dasar pemagian biner adalah :
0 : 1 = 0
1 : 1 = 1
3. Bilangan Oktal
            Sistem bilangan Oktal menggunakan 8 macam symbol bilangan berbasis 8 digit angka, yaitu 0 ,1,2,3,4,5,6,7.
Position value system bilangan octal adalah perpangkatan dari nilai 8.
Contoh :
12(8) = …… (10)

Operasi Aritmetika pada Bilangan Oktal
a.      Penjumlahan
Langkah-langkah penjumlahan octal :
-         tambahkan masing-masing kolom secara desimal
-         rubah dari hasil desimal ke octal
-         tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil octal
-         kalau hasil penjumlahan tiap-tiap kolom terdiri dari dua digit, maka digit paling kiri merupakan carry of untuk penjumlahan kolom selanjutnya.
b.      Pengurangan
Pengurangan Oktal dapat dilaukan secara sama dengan pengurangan bilangan desimal.
c.      Perkalian
Langkah – langkah :
-         kalikan masing-masing kolom secara desimal
-         rubah dari hasil desimal ke octal
-         tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil octal
-         kalau hasil perkalian tiap kolol terdiri dari 2 digit, maka digit paling kiri merupakan carry of untuk ditambahkan pada hasil perkalian kolom selanjutnya.
d.      Pembagian
4. Bilangan Hexadesimal
Sistem bilangan Oktal menggunakan 16 macam symbol bilangan berbasis 8 digit angka, yaitu 0 ,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,Edan F
Dimana A = 10, B = 11, C= 12, D = 13 , E = 14 dan F = 15
Position value system bilangan octal adalah perpangkatan dari  nilai 16.
Contoh :
C7(16) = …… (10)

Operasi Aritmetika Pada Bilangan Hexadesimal
a.      Penjumlahan
Penjumlahan bilangan hexadesimal dapat dilakukan secara sama dengan penjumlahan bilangan octal, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Langkah-langkah penjumlahan hexadesimal :
-         tambahkan masing-masing kolom secara desimal
-         rubah dari hasil desimal ke hexadesimal
-         tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil hexadesimal
-         kalau hasil penjumlahan tiap-tiap kolom terdiri dari dua digit, maka digit paling kiri merupakan carry of untuk penjumlahan kolom selanjutnya.


b.      Pengurangan
Pengurangan bilangan hexadesimal dapat dilakukan secara sama dengan pengurangan bilangan desimal.


c.      Perkalian
Langkah – langkah :
-         kalikan masing-masing kolom secara desimal
-         rubah dari hasil desimal ke octal
-         tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil octal
-         kalau hasil perkalian tiap kolol terdiri dari 2 digit, maka digit paling kiri merupakan carry of untuk ditambahkan pada hasil perkalian kolom selanjutnya. 
 d. Pembagian

Sumber  : http://bespus-community.blogspot.com/2012/11/operasi-perhitungan-pada-sistem-bilangan.html#axzz2tPG9Wzaw

Operasi Sistem Bilangan

1. Penjumlahan sistem bilangan biner
Aturan dasar dari penjumlahan biner adalah sebagai berikut:
  0 + 0 = 0
  0 + 1 = 1
  1 + 0 = 1
  1 + 1 = 10

Dengan aturan tersebut, kita dapat menjumlahkan bilangan biner seperti penjumlahan bilangan desimal (dilakukan dari kanan ke kiri). Lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini.

Contoh:
Berapakah 11010,12 + 10111,02
Berapakah 1011,11012 + 11011,111012

    111
    11010,1
    10111,0 +
  110001,1

 
11010,12 + 10111,02 = 110001,12

    1  111 1
      1011,1101
    11011,11101 +
  100111,10111

 
11010,12 + 10111,02 = 100111,101112

2. Penjumlahan istem bilangan oktal
Aturan dasar dari penjumlahan biner adalah sebagai berikut:
  0 + 0 = 0              0 + 5 = 5              1 + 3 = 4              3 + 5 = 10
  0 + 1 = 1              0 + 6 = 6              1 + 5 = 6              4 + 5 = 11
  0 + 2 = 2              0 + 7 = 7              1 + 7 = 10            4 + 6 = 12 
  0 + 3 = 3              1 + 1 = 2              2 + 6 = 10            Dst…
  0 + 4 = 4              1 + 2 = 3              2 + 7 = 11             

Dengan dasar ini, penjumlahan oktal sama halnya dengan penjumlahan bilangan desimal. Lebih jelasnya depat dilihat pada beberapa contoh berikut ini.

Contoh:
Berapakah 1258 + 468
Berapakah 4248 + 25678

      1
    125
      46 +
    173

 
1258 + 4681738

    111
      424
    2567 +
    3213

 
4248 + 25678 = 32138

3. Penjumlahan sistem bilangan heksadesimal
Operasi penjumlahan heksadesimal sama halnya seperti penjumlahan pada desimal. Lebih jelasnya depat dilihat pada beberapa contoh berikut ini.

Contoh:
Berapakah 2B516 + 7CA16
Berapakah 658A16 + 7E616

    1
    2B5
    7CA +
    A7F

 
2B516 + 7CA16 = A7F16

      11
    658A
      7E6 +
    6D60

 
658A16 + 7E616 = 6D6016

Operasi Pengurangan
1. Pengurangan sistem bilangan biner
Pengurangan pada sistem bilangan biner diterapkan dengan cara pengurangan komplemen 1 dan pengurangan komplemen 2 dimana cara inilah yang digunakan oleh komputer digital.




a. Pengurangan biner menggunakan komplemen 1
Bilangan biner yang akan dikurangi dibuat tetap dan bilangan biner sebagai pengurangnya diubah ke bentuk komplemen 1, kemudian dijumlahkan. Jika dari penjumlahan tersebut ada bawaan putaran ujung (end-around carry), maka bawaan tersebut ditambahkan untuk mendapatkan hasil akhir. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti contoh di bawah ini.

Contoh:
Berapakah 10112 – 01112

    1011     → Bilangan biner yang dikurangi
    1000 +  → Komplemen 1 dari bilangan pengurangnya (01112)
  10011
 
end-around carry
    0011     → Hasil penjumlahan tanpa end-around carry
         1 +  → end-around carry dari hasil penjumlahan
    0100  

10112 – 01112 = 01002

Berapakah 111102 – 100012

    11110     → Bilangan biner yang dikurangi
    01110 +  → Komplemen 1 dari 100012
  101100
 
end-around carry
    01100     → Hasil penjumlahan tanpa end-around carry
           1 +  → end-around carry dari hasil penjumlahan
    01101  

111102 – 100012 = 011012

Jika dari penjumlahan tersebut tidak terdapat bawaan putaran ujung, maka hasil penjumlahan bilangan yang dikurangi dengan komplemen 1 bilangan pengurangnya adalah bilangan negatif dimana hasil akhirnya negatif dari hasil komplemen 1 penjumlahan tadi. Lebih jelasnya dapat dilihat beberapa contoh di bawah ini.

Contoh:
Berapakah 011102 – 111102

    01110     → Bilangan biner yang dikurangi
    00001 +  → Komplemen 1 dari 111102
    01111
karena tidak ada end-around carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 1 dari 011112)

011102 – 111102 = – 100002

Berapakah 010112 – 100012

    01011     → Bilangan biner yang dikurangi
    01110 +  → Komplemen 1 dari 100012
    11001     
karena tidak ada end-around carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 1 dari 110012)

010112 – 100012 = – 001102

b. Pengurangan biner menggunakan komplemen 2
Bilangan biner yang dikurangi tetap kemudian bilangan biner sebagai pengurangnya di komplemen 2, lalu dijumlahkan. Jika hasilnya ada bawaan (carry), maka hasil akhir adalah hasil penjumlahan tersebut tanpa carry (diabaikan). Lebih jelasnya dapat dilihat beberapa contoh di bawah ini.

Contoh:
Berapakah 11002 – 00112

    1100     → Bilangan biner yang dikurangi
    1101 +  → Komplemen 2 dari 00112
  11001     → Carry diabaikan

11002 – 00112 = 10012

Berapakah 1100002 – 0111102

    110000     → Bilangan biner yang dikurangi
    100001 +  → Komplemen 2 dari 0111102
  1010001     → Carry diabaikan

1100002 – 0111102 = 0100012

Sekarang bagaimana kalau hasil penjumlahan dari bilangan yang dikurangi dengan komplemen 2 bilangan pengurangnya tanpa bawaan? Untuk menjawab ini, maka caranya sama seperti pengurangan komplemen 1, dimana hasil akhirnya negatif dan hasil penjumlahan tersebut di komplemen 2 merupakan hasil akhirnya. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti contoh di bawah ini.

Contoh:
Berapakah 011112 – 100112

    01111     → Bilangan biner yang dikurangi
    01101 +  → Komplemen 2 dari 100112
    11100
Karena tidak ada carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 2 dari 111002)

011112 – 100112– 001002

Berapakah 100112 – 110012

    10011     → Bilangan biner yang dikurangi
    00111 +  → Komplemen 2 dari 110012
    11010
Karena tidak ada carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 2 dari 110102)

100112 – 110012– 001102

2. Pengurangan sistem bilangan oktal dan heksadesimal
Untuk pengurangan bilangan oktal dan heksadesimal, polanya sama dengan pengurangan bilangan desimal. Untuk lebih jelasnya lihat contoh di bawah ini.

Contoh untuk bilangan oktal:
Berapakah 1258 – 678
Berapakah 13218 – 6578

      78      borrow
    125
      67  –
      36

 
1258 – 678 = 368

      778      borrow
    1321
      657  –
      442

 
13218 – 6578 = 4428

Contoh untuk bilangan heksadesimal:
Berapakah 125616 – 47916
Berapakah 324216 – 198716

      FF10      borrow
    1256
      479  –
    DDD

 
125616 – 47916 = DDD16

      FF10      borrow
    3242
    1987  –
    18CA

 
324216 – 198716 = 18CA16

Operasi Perkalian
1. Perkalian sistem bilangan biner
Perkalian biner dapat juga dilakukan seperti perkalian desimal, bahkan jauh lebih mudah karena pada perkalian biner hanya berlaku empat hal, yaitu :
  0 × 0 = 0
  0 × 1 = 0
  1 × 0 = 0
  1 × 1 = 1

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini.

Contoh:
Berapakah 10112 × 10012
Berapakah 101102 × 1012

        1011    → Multiplikan (MD)
        1001 × → Multiplikator (MR)
        1011      
      0000
    1011
  1011       +
  1100011

10112 × 10012 = 11000112

        10110    → Multiplikan (MD)
            101 × → Multiplikator (MR)
        10110      
      00000
    10110     +
    1101110

101102 × 1012 = 11011102

2. Perkalian sistem bilangan oktal dan heksadesimal
Untuk perkalian bilangan oktal dan heksadesimal, lebih jelasnya dapat diperhatikan caranya seperti beberapa contoh berikut ini.

Contoh untuk bilangan oktal:
Berapakah 258 × 148
Berapakah 4538 × 658

      25
      14 ×
    124
    25   +
    374

258 × 148 = 3748

      453
        65 ×
    2727
  3402   +
  36747

4538 × 658 = 367478

Contoh untuk bilangan heksadesimal:
Berapakah 52716 × 7416
Berapakah 1A516 × 2F16

        527
          74  ×
      149C
    2411    +
    255AC

52716 × 7416 = 255AC16

    1A5
      2F  ×
  18AB
  34A    +
  4D4B

1A516 × 2F16 = 4D4B16

Operasi Pembagian
1. Pembagian sistem bilangan biner
Untuk pembagian bilangan biner tak ubahnya seperti pada pola pembagian bilangan desimal. Lebih jelasnya dapat dilihat caranya seperti beberapa contoh berikut ini:

Contoh:
Berapakah 11000112 ÷ 10112
Berapakah 11011102 ÷ 101102

1011√1100011 = 1001
          1011
                10
                  0
                101
                    0
                1011
                1011
                      0

11000112 ÷ 10112 = 10012

10110√1101110 = 101
            10110
                1011
                      0
                10110
                10110
                        0

11011102 ÷ 101102 = 1012


2. Pembagian sistem bilangan oktal dan heksadesimal
Untuk pembagian bilangan oktal dan heksadesimal, lebih jelasnya dapat diperhatikan caranya seperti beberapa contoh berikut ini.

Contoh untuk bilangan oktal:
Berapakah 3748 ÷ 258
Berapakah 1154368 ÷ 6428

25√374 = 14
      25
      124
      124
          0

3748 ÷ 258 = 148


642√115436 = 137
          642
          3123
          2346
            5556
            5556
                  0

 
1154368 ÷ 6428 = 1378

Contoh untuk bilangan heksadesimal:
Berapakah 1E316 ÷ 1516
Berapakah 255AC16 ÷ 52716

15√1E3 = 17
      15
        93
        93
          0

31E316 ÷ 1516 = 1716

527√255AC = 74
        2411
          149C
          149C
                0

 
225AC16 ÷ 52716 = 7416





Sumber : http://phonks.blogspot.com/2013/05/pengantar-logika-informatika.html

 Konsep Digital Logika Informatika

Logika berawal dari pertanyaan-pertanyaan yang paling mendasar di kehidupan ini. Silogisme Aristoteles, menurutnya, adalah suatu argumen yang terbentuk dari pernyataan-pernyataan dengan salah satu atau keempat bentuk berikut:
1. Semua A adalah B. (Universal affirmative)
2. Tidak A dalah B. (Universal negative)
3. Beberapa A adalah B.(particular affirmative)
4. Beberapa A adalah tidak B.(Particular negative).

Arti logika menurut bahasan logika modern, terdapat banyak versi.
Dua dari definisi logika adalah :
> Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip dari penalaran argumen yang valid.
> Studi tentang kriteria-kriteria untuk mengevaluasi argumen-argumen dengan menentukan mana yang valid dan tidak valid, dan membedakan antara argumen yang baik dan tidak baik.

Sedangkan logika informatika sendiri, dapat diartikan sebagai :
> Aturan-aturan logika yang menggunakan kaidah-kaidah tertentu dalam informatika yang dipergunakan untuk membuktikan validitas suatu argumen.
> Aturan-aturan logika yang menggunakan kaidah –kaidah tertentu dalam matematika yang dipergunakan untuk membuktikan validitas suatu argumen dalam bidang informatika


1. Argumen

Studi logika sebenarnya juga adalah suatu usaha untuk menentukan kondisi, dimana sesuatu diambil dari pernyataan-pernyataan yang diberikan, dan disebut premis-premis, untuk memperoleh kesimpulan yang harus sesuai atau mengikuti premis-premisnya. Kesimpulan yang mengikuti presmisnya tidak hanya nilainya, tetapi juga mengharuskan kesimpulan diperoleh atau berdasarkan dari premis-premisnya atau tidak memungkinkan kesimpulan diambil bukan dari premis-premisnya.

Definisi argumen adalah suatu usaha untuk mencari kebenaran dari suatu pernyataan berupa kesimpulan dengan berdasarkan pada kebenaran suatu kumpulan pernyataan-pernyataan yang disebut premis-premis.
Perhatikan contoh argumen berikut ini :
Contoh
(1)
Semua mahasiswa pandai
Budi adalah mahasiswa
Dengan demikian, Badu pandai.

(2)
Semua manusia bermata empat
Budi adalah manusia
Dengan demikain,Budi bermata empat

- Contoh 1 dikatakan logis karena kesimpulannya mengikuti presmis-premisnya
- Contoh 2 akan menimbulkan perdebatan, walaupun dengan jelas kesimpulannya mengikuti premis-premisnya. Akan tetapi contoh 2 tersebut tetap valid karena mengikuti premis-premisnya


2. Validitas Argumen

Validitas argumen adalah premis-premis yang diikuti oleh suatu kesimpulan ayng berasal dari premis-premisnya dan bernilai benar. Jadi, validitas dapat dibedakan dengan kebenaran dari kesimpulan. Validitas dapat diartikan tidak mungkin kesimpulan yang salah dihasilkan dari premis-premis yang benar atau premis-premis yang benar tidak mungkin menghasilkan kesimpulan yang benar.

(1)
Semua mamalia adalah berkaki 4
Semua manusia adalah mamalia
Dengan demikian, semua manusia berkaki 4
Argumen valid walau premis 1 salah, karena kesimpulannya tetap mengikuti premis-premisnya.

(2)
Ada jenis makhluk hidup berkaki 2
Manusia adalah makhluk hidup
Dengan demikian, semua manusia berkaki 2
Argumen tidak valid tapi menghasilkan kesimpulan yang benar.
- See more at: http://phonks.blogspot.com/2013/05/pengantar-logika-informatika.html#sthash.Qjakv7Q8.dpuf