TUGAS LOGIKA
INFORMATIKA
DI
SUSUN OLEH :
Nama
: Wahyu Jati Purnomo
NIM : 2013143044
Ruang : 01TPLEM / 611
Gerbang logika merupakan dasar pembentukan sistem digital. Gerbang logika
Tegangan yang digunakan dalam gerbang logika adalah TINGGI atau RENDAH.
Tegangan
1. Gerbang AND
Gerbang
AND digunakan untuk menghasilkan logika 1 jika semua masukan mempunyai logika
1, jika tidak maka akan dihasilkan logika 0.Gerbang AND
mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal masukan tetapi hanya satu sinyal
keluaran. Dalam gerbang AND, untuk menghasilkan sinyal keluaran tinggi maka
semua sinyal masukan harus bernilai tinggi. Gerbang Logika AND pada Datasheet
nama lainnya IC TTL 7408.
Pernyataan Boolean untuk Gerbang AND
A . B = Y (A and B sama dengan Y )
2. Gerbang NAND (Not AND)
Gerbang
NAND akan mempunyai keluaran 0 bila semua masukan pada logika 1.
sebaliknya
jika ada sebuah logika 0 pada sembarang masukan pada gerbang NAND, maka
keluaran
akan bernilai 1.
3. Gerbang OR
Gerbang OR
akan memberikan keluaran 1 jika salah satu dari masukannya pada
keadaan 1.
jika diinginkan keluaran bernilai 0, maka semua masukan harus dalam keadaan 0.
4. Gerbang NOR
Gerbang
NOR akan memberikan keluaran 0 jika salah satu dari masukannya pada
keadaan 1.
jika diinginkan keluaran bernilai 1, maka semua masukannya harus dalam keadaan
0.
5.
Gerbang XOR
Gerbang
XOR (dari kata exclusive OR) akan memberikan keluaran 1 jika masukanmasukannya
mempunyai
keadaan yang berbeda.
6. Gerbang NOT
Gerbang
NOT adalah gerbang yang mempunyai sebuah input dan sebuah output.
Gerbang
NOT berfungsi sebagai pembalik (inverter), sehingga output dari gerbang ini
merupakan
kebalikan dari inputnya.
Gambar. Lambang Gerbang Logika NOT
SISTEM
BILANGAN
I. DEFINISI
System bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran
dari suatu item fisik. Sistem bilanan yang banyak dipergunakan oleh manusia
adalah system biilangan desimal, yaitu sisitem bilangan yang menggunakan 10
macam symbol untuk mewakili suatu besaran.Sistem ini banyak digunakan karena
manusia mempunyai sepuluh jari untuk dapat membantu perhitungan. Lain halnya
dengan komputer, logika di komputer diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan
yaitu off (tidak ada arus) dan on (ada arus). Konsep inilah yang
dipakai dalam sistem bilangan binary yang mempunyai dua macam nilai untuk
mewakili suatu besaran nilai.
Selain system bilangan biner, komputer juga menggunakan system bilangan octal
dan hexadesimal.
II. Teori Bilangan
1.
Bilangan Desimal
Sistem ini menggunakan 10 macam
symbol yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9. system ini menggunakan basis 10. Bentuk
nilai ini dapat berupa integer desimal atau pecahan.
Integer desimal :
adalah nilai desimal yang bulat,
misalnya 8598 dapat diartikan :
8 x 103
= 8000
5 x 102
= 500
9 x 101
= 90
8 x 100
= 8
8598
Absolue value merupakan nilai untuk
masing-masing digit bilangan, sedangkan position value adalah merupakan
penimbang atau bobot dari masing-masing digit tergantung dari letak posisinya,
yaitu nernilai basis dipangkatkan dengan urutan posisinya.
Pecahan
desimal :
Adalah nilai desimal yang mengandung
nilai pecahan dibelakang koma, misalnya nilai 183,75 adalah pecahan desimal
yang dapat diartikan :
1 x 10 2
= 100
8 x 10 1
= 80
3 x 10 0
= 3
7 x 10 –1
= 0,7
5 x 10 –2
= 0,05
183,75
2.
Bilangan Binar
Sistem bilangan binary menggunakan 2 macam symbol bilangan berbasis 2digit
angka, yaitu 0 dan 1.
Operasi aritmetika pada bilangan
Biner :
a.
Penjumlahan
Dasar penujmlahan biner adalah :
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 =
0
dengan carry of 1, yaitu 1 + 1 = 2, karena digit terbesar ninari 1, maka harus
dikurangi dengan 2 (basis), jadi 2 – 2 = 0 dengan carry of 1
b.
Pengurangan
Bilangan biner dikurangkan dengan
cara yang sama dengan pengurangan bilangan desimal. Dasar pengurangan untuk
masing-masing digit bilangan biner adalah :
0 - 0 = 0
1 - 0 = 1
1 - 1 = 0
0 – 1 =
1
dengan borrow of 1, (pijam 1 dari posisi sebelah kirinya).
c.
Perkalian
Dilakukan sama dengan cara perkalian
pada bilangan desimal. Dasar perkalian bilangan biner adalah :
0 x 0 = 0
1 x 0 = 0
0 x 1 = 0
1 x 1 = 1
d.
pembagian
Pembagian biner dilakukan juga
dengan cara yang sama dengan bilangan desimal. Pembagian biner 0 tidak
mempunyai arti, sehingga dasar pemagian biner adalah :
0 : 1 = 0
1 : 1 = 1
3. Bilangan Oktal
Sistem bilangan Oktal menggunakan 8 macam symbol bilangan berbasis 8 digit
angka, yaitu 0 ,1,2,3,4,5,6,7.
Position value system bilangan octal
adalah perpangkatan dari nilai 8.
Contoh :
12(8) = …… (10)
Operasi Aritmetika pada Bilangan
Oktal
a.
Penjumlahan
Langkah-langkah penjumlahan octal :
-
tambahkan masing-masing kolom secara desimal
-
rubah dari hasil desimal ke octal
-
tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil octal
-
kalau hasil penjumlahan tiap-tiap kolom terdiri dari dua digit, maka digit
paling kiri merupakan carry of untuk penjumlahan kolom selanjutnya.
b.
Pengurangan
Pengurangan Oktal dapat dilaukan
secara sama dengan pengurangan bilangan desimal.
c.
Perkalian
Langkah – langkah :
-
kalikan masing-masing kolom secara desimal
-
rubah dari hasil desimal ke octal
-
tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil octal
-
kalau hasil perkalian tiap kolol terdiri dari 2 digit, maka digit paling kiri
merupakan carry of untuk ditambahkan pada hasil perkalian kolom selanjutnya.
d.
Pembagian
4. Bilangan Hexadesimal
Sistem
bilangan Oktal menggunakan 16 macam symbol bilangan berbasis 8 digit angka,
yaitu 0 ,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,Edan F
Dimana A = 10, B = 11, C= 12, D = 13
, E = 14 dan F = 15
Position value system bilangan octal
adalah perpangkatan dari nilai 16.
Contoh :
C7(16) = …… (10)
Operasi Aritmetika Pada Bilangan
Hexadesimal
a.
Penjumlahan
Penjumlahan bilangan hexadesimal
dapat dilakukan secara sama dengan penjumlahan bilangan octal, dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
Langkah-langkah penjumlahan hexadesimal
:
-
tambahkan masing-masing kolom secara desimal
-
rubah dari hasil desimal ke hexadesimal
-
tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil hexadesimal
-
kalau hasil penjumlahan tiap-tiap kolom terdiri dari dua digit, maka digit
paling kiri merupakan carry of untuk penjumlahan kolom selanjutnya.
b.
Pengurangan
Pengurangan bilangan hexadesimal
dapat dilakukan secara sama dengan pengurangan bilangan desimal.
c.
Perkalian
Langkah – langkah :
-
kalikan masing-masing kolom secara desimal
-
rubah dari hasil desimal ke octal
-
tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil octal
-
kalau hasil perkalian tiap kolol terdiri dari 2 digit, maka digit paling kiri
merupakan carry of untuk ditambahkan pada hasil perkalian kolom
selanjutnya.
d.
Pembagian
Sumber
:
http://bespus-community.blogspot.com/2012/11/operasi-perhitungan-pada-sistem-bilangan.html#axzz2tPG9Wzaw
Operasi Sistem Bilangan
1. Penjumlahan sistem bilangan biner
Aturan dasar dari penjumlahan biner
adalah sebagai berikut:
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 = 10
Dengan aturan tersebut, kita dapat menjumlahkan bilangan biner seperti penjumlahan bilangan desimal (dilakukan dari kanan ke kiri). Lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini.
Contoh:
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 = 10
Dengan aturan tersebut, kita dapat menjumlahkan bilangan biner seperti penjumlahan bilangan desimal (dilakukan dari kanan ke kiri). Lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini.
Contoh:
①
|
Berapakah 11010,12 +
10111,02
|
②
|
Berapakah 1011,11012 +
11011,111012
|
111
11010,1 10111,0 + 110001,1 ∴ 11010,12 + 10111,02 = 110001,12 |
1 111 1
1011,1101 11011,11101 + 100111,10111 ∴ 11010,12 + 10111,02 = 100111,101112 |
2. Penjumlahan istem bilangan oktal
Aturan dasar dari penjumlahan biner
adalah sebagai berikut:
0 + 0 = 0 0 + 5 = 5 1 + 3 = 4 3 + 5 = 10
0 + 1 = 1 0 + 6 = 6 1 + 5 = 6 4 + 5 = 11
0 + 2 = 2 0 + 7 = 7 1 + 7 = 10 4 + 6 = 12
0 + 3 = 3 1 + 1 = 2 2 + 6 = 10 Dst…
0 + 4 = 4 1 + 2 = 3 2 + 7 = 11
Dengan dasar ini, penjumlahan oktal sama halnya dengan penjumlahan bilangan desimal. Lebih jelasnya depat dilihat pada beberapa contoh berikut ini.
Contoh:
0 + 0 = 0 0 + 5 = 5 1 + 3 = 4 3 + 5 = 10
0 + 1 = 1 0 + 6 = 6 1 + 5 = 6 4 + 5 = 11
0 + 2 = 2 0 + 7 = 7 1 + 7 = 10 4 + 6 = 12
0 + 3 = 3 1 + 1 = 2 2 + 6 = 10 Dst…
0 + 4 = 4 1 + 2 = 3 2 + 7 = 11
Dengan dasar ini, penjumlahan oktal sama halnya dengan penjumlahan bilangan desimal. Lebih jelasnya depat dilihat pada beberapa contoh berikut ini.
Contoh:
①
|
Berapakah 1258 + 468
|
②
|
Berapakah 4248 + 25678
|
1
125 46 + 173 ∴ 1258 + 468 = 1738 |
111
424 2567 + 3213 ∴ 4248 + 25678 = 32138 |
3. Penjumlahan sistem bilangan
heksadesimal
Operasi penjumlahan heksadesimal
sama halnya seperti penjumlahan pada desimal. Lebih jelasnya depat dilihat pada
beberapa contoh berikut ini.
Contoh:
Contoh:
①
|
Berapakah 2B516 + 7CA16
|
②
|
Berapakah 658A16 + 7E616
|
1
2B5 7CA + A7F ∴ 2B516 + 7CA16 = A7F16 |
11
658A 7E6 + 6D60 ∴ 658A16 + 7E616 = 6D6016 |
Operasi
Pengurangan
1. Pengurangan sistem bilangan biner
Pengurangan pada sistem bilangan
biner diterapkan dengan cara pengurangan komplemen 1 dan pengurangan komplemen
2 dimana cara inilah yang digunakan oleh komputer digital.
a. Pengurangan biner menggunakan
komplemen 1
Bilangan biner yang akan dikurangi
dibuat tetap dan bilangan biner sebagai pengurangnya diubah ke bentuk komplemen
1, kemudian dijumlahkan. Jika dari penjumlahan tersebut ada bawaan putaran ujung
(end-around carry), maka bawaan tersebut ditambahkan untuk mendapatkan
hasil akhir. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti contoh di bawah ini.
Contoh:
Contoh:
①
|
Berapakah 10112 – 01112
|
1011 → Bilangan biner yang dikurangi
1000 + → Komplemen 1 dari bilangan pengurangnya (01112) 10011 ↳ end-around carry 0011 → Hasil penjumlahan tanpa end-around carry 1 + → end-around carry dari hasil penjumlahan 0100 ∴ 10112 – 01112 = 01002 |
②
|
Berapakah 111102 –
100012
|
11110 → Bilangan biner yang dikurangi
01110 + → Komplemen 1 dari 100012 101100 ↳ end-around carry 01100 → Hasil penjumlahan tanpa end-around carry 1 + → end-around carry dari hasil penjumlahan 01101 ∴ 111102 – 100012 = 011012 |
Jika dari penjumlahan tersebut tidak terdapat bawaan putaran ujung, maka hasil penjumlahan bilangan yang dikurangi dengan komplemen 1 bilangan pengurangnya adalah bilangan negatif dimana hasil akhirnya negatif dari hasil komplemen 1 penjumlahan tadi. Lebih jelasnya dapat dilihat beberapa contoh di bawah ini.
Contoh:
①
|
Berapakah 011102 –
111102
|
01110
→ Bilangan biner yang dikurangi
00001 + → Komplemen 1 dari 111102 01111 karena tidak ada end-around carry, maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 1 dari 011112) ∴ 011102 – 111102 = – 100002 |
②
|
Berapakah 010112 –
100012
|
01011
→ Bilangan biner yang dikurangi
01110 + → Komplemen 1 dari 100012 11001 karena tidak ada end-around carry, maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 1 dari 110012) ∴ 010112 – 100012 = – 001102 |
b. Pengurangan biner menggunakan
komplemen 2
Bilangan biner yang dikurangi tetap
kemudian bilangan biner sebagai pengurangnya di komplemen 2, lalu dijumlahkan.
Jika hasilnya ada bawaan (carry), maka hasil akhir adalah hasil
penjumlahan tersebut tanpa carry (diabaikan). Lebih jelasnya dapat
dilihat beberapa contoh di bawah ini.
Contoh:
Contoh:
①
|
Berapakah 11002 – 00112
|
1100
→ Bilangan biner yang dikurangi
1101 + → Komplemen 2 dari 00112 11001 → Carry diabaikan ∴ 11002 – 00112 = 10012 |
②
|
Berapakah 1100002 –
0111102
|
110000
→ Bilangan biner yang dikurangi
100001 + → Komplemen 2 dari 0111102 1010001 → Carry diabaikan ∴ 1100002 – 0111102 = 0100012 |
Sekarang bagaimana kalau hasil penjumlahan dari bilangan yang dikurangi dengan komplemen 2 bilangan pengurangnya tanpa bawaan? Untuk menjawab ini, maka caranya sama seperti pengurangan komplemen 1, dimana hasil akhirnya negatif dan hasil penjumlahan tersebut di komplemen 2 merupakan hasil akhirnya. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti contoh di bawah ini.
Contoh:
①
|
Berapakah 011112 –
100112
|
01111
→ Bilangan biner yang dikurangi
01101 + → Komplemen 2 dari 100112 11100 Karena tidak ada carry, maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 2 dari 111002) ∴ 011112 – 100112 = – 001002 |
②
|
Berapakah 100112 –
110012
|
10011
→ Bilangan biner yang dikurangi
00111 + → Komplemen 2 dari 110012 11010 Karena tidak ada carry, maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 2 dari 110102) ∴ 100112 – 110012 = – 001102 |
2. Pengurangan sistem bilangan oktal
dan heksadesimal
Untuk pengurangan bilangan oktal dan
heksadesimal, polanya sama dengan pengurangan bilangan desimal. Untuk lebih
jelasnya lihat contoh di bawah ini.
Contoh untuk bilangan oktal:
Contoh untuk bilangan oktal:
①
|
Berapakah 1258 – 678
|
②
|
Berapakah 13218 – 6578
|
78 → borrow
125 67 – 36 ∴ 1258 – 678 = 368 |
778 → borrow
1321 657 – 442 ∴ 13218 – 6578 = 4428 |
Contoh untuk bilangan heksadesimal:
①
|
Berapakah 125616 – 47916
|
②
|
Berapakah 324216 – 198716
|
FF10 → borrow
1256 479 – DDD ∴ 125616 – 47916 = DDD16 |
FF10 → borrow
3242 1987 – 18CA ∴ 324216 – 198716 = 18CA16 |
Operasi
Perkalian
1. Perkalian sistem bilangan biner
Perkalian biner dapat juga dilakukan
seperti perkalian desimal, bahkan jauh lebih mudah karena pada perkalian biner
hanya berlaku empat hal, yaitu :
0 × 0 = 0
0 × 1 = 0
1 × 0 = 0
1 × 1 = 1
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini.
Contoh:
0 × 0 = 0
0 × 1 = 0
1 × 0 = 0
1 × 1 = 1
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini.
Contoh:
①
|
Berapakah 10112 × 10012
|
②
|
Berapakah 101102 × 1012
|
1011 → Multiplikan (MD)
1001 × → Multiplikator (MR) 1011 0000 1011 1011 + 1100011 ∴ 10112 × 10012 = 11000112 |
10110
→ Multiplikan (MD)
101 × → Multiplikator (MR) 10110 00000 10110 + 1101110 ∴ 101102 × 1012 = 11011102 |
2. Perkalian sistem bilangan oktal
dan heksadesimal
Untuk perkalian bilangan oktal dan
heksadesimal, lebih jelasnya dapat diperhatikan caranya seperti beberapa contoh
berikut ini.
Contoh untuk bilangan oktal:
Contoh untuk bilangan oktal:
①
|
Berapakah 258 × 148
|
②
|
Berapakah 4538 × 658
|
25
14 × 124 25 + 374 ∴ 258 × 148 = 3748 |
453
65 × 2727 3402 + 36747 ∴ 4538 × 658 = 367478 |
Contoh untuk bilangan heksadesimal:
①
|
Berapakah 52716 × 7416
|
②
|
Berapakah 1A516 × 2F16
|
527
74 × 149C 2411 + 255AC ∴ 52716 × 7416 = 255AC16 |
1A5
2F × 18AB 34A + 4D4B ∴ 1A516 × 2F16 = 4D4B16 |
Operasi
Pembagian
1. Pembagian sistem bilangan biner
Untuk pembagian bilangan biner tak
ubahnya seperti pada pola pembagian bilangan desimal. Lebih jelasnya dapat
dilihat caranya seperti beberapa contoh berikut ini:
Contoh:
Contoh:
①
|
Berapakah 11000112 ÷
10112
|
②
|
Berapakah 11011102 ÷
101102
|
1011√1100011 = 1001
1011 – 10 0 – 101 0 – 1011 1011 – 0 ∴ 11000112 ÷ 10112 = 10012 |
10110√1101110 = 101
10110 – 1011 0 – 10110 10110 – 0 ∴ 11011102 ÷ 101102 = 1012 |
2. Pembagian sistem bilangan oktal dan
heksadesimal
Untuk pembagian bilangan oktal dan
heksadesimal, lebih jelasnya dapat diperhatikan caranya seperti beberapa contoh
berikut ini.
Contoh untuk bilangan oktal:
Contoh untuk bilangan oktal:
①
|
Berapakah 3748 ÷ 258
|
②
|
Berapakah 1154368 ÷ 6428
|
25√374 = 14
25 – 124 124 – 0 ∴ 3748 ÷ 258 = 148 |
642√115436 = 137
642 – 3123 2346 – 5556 5556 – 0 ∴ 1154368 ÷ 6428 = 1378 |
Contoh untuk bilangan heksadesimal:
①
|
Berapakah 1E316 ÷ 1516
|
②
|
Berapakah 255AC16 ÷ 52716
|
15√1E3 = 17
15 – 93 93 – 0 ∴ 31E316 ÷ 1516 = 1716 |
527√255AC = 74
2411 – 149C 149C – 0 ∴ 225AC16 ÷ 52716 = 7416 |
Sumber :
http://phonks.blogspot.com/2013/05/pengantar-logika-informatika.html
Konsep Digital Logika Informatika
Logika berawal dari pertanyaan-pertanyaan yang paling mendasar di kehidupan ini. Silogisme Aristoteles, menurutnya, adalah suatu argumen yang terbentuk dari pernyataan-pernyataan dengan salah satu atau keempat bentuk berikut:
1. Semua A adalah B. (Universal affirmative)
2. Tidak A dalah B. (Universal negative)
3. Beberapa A adalah B.(particular affirmative)
4. Beberapa A adalah tidak B.(Particular negative).
Arti logika menurut bahasan logika modern, terdapat banyak versi.
Dua dari definisi logika adalah :
> Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip dari penalaran argumen yang valid.
> Studi tentang kriteria-kriteria untuk mengevaluasi argumen-argumen dengan menentukan mana yang valid dan tidak valid, dan membedakan antara argumen yang baik dan tidak baik.
Sedangkan logika informatika sendiri, dapat diartikan sebagai :
> Aturan-aturan logika yang menggunakan kaidah-kaidah tertentu dalam informatika yang dipergunakan untuk membuktikan validitas suatu argumen.
> Aturan-aturan logika yang menggunakan kaidah –kaidah tertentu dalam matematika yang dipergunakan untuk membuktikan validitas suatu argumen dalam bidang informatika
> Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip dari penalaran argumen yang valid.
> Studi tentang kriteria-kriteria untuk mengevaluasi argumen-argumen dengan menentukan mana yang valid dan tidak valid, dan membedakan antara argumen yang baik dan tidak baik.
Sedangkan logika informatika sendiri, dapat diartikan sebagai :
> Aturan-aturan logika yang menggunakan kaidah-kaidah tertentu dalam informatika yang dipergunakan untuk membuktikan validitas suatu argumen.
> Aturan-aturan logika yang menggunakan kaidah –kaidah tertentu dalam matematika yang dipergunakan untuk membuktikan validitas suatu argumen dalam bidang informatika
1. Argumen
Studi logika sebenarnya juga adalah suatu usaha untuk menentukan kondisi, dimana sesuatu diambil dari pernyataan-pernyataan yang diberikan, dan disebut premis-premis, untuk memperoleh kesimpulan yang harus sesuai atau mengikuti premis-premisnya. Kesimpulan yang mengikuti presmisnya tidak hanya nilainya, tetapi juga mengharuskan kesimpulan diperoleh atau berdasarkan dari premis-premisnya atau tidak memungkinkan kesimpulan diambil bukan dari premis-premisnya.
Definisi argumen adalah suatu usaha untuk mencari kebenaran dari suatu pernyataan berupa kesimpulan dengan berdasarkan pada kebenaran suatu kumpulan pernyataan-pernyataan yang disebut premis-premis.
Perhatikan contoh argumen berikut ini :
Contoh
(1)
Semua mahasiswa pandai
Budi adalah mahasiswa
Dengan demikian, Badu pandai.
(2)
Semua manusia bermata empat
Budi adalah manusia
Dengan demikain,Budi bermata empat
- Contoh 1 dikatakan logis karena kesimpulannya mengikuti presmis-premisnya
- Contoh 2 akan menimbulkan perdebatan, walaupun dengan jelas kesimpulannya mengikuti premis-premisnya. Akan tetapi contoh 2 tersebut tetap valid karena mengikuti premis-premisnya
2. Validitas Argumen
Validitas argumen adalah premis-premis yang diikuti oleh suatu kesimpulan ayng berasal dari premis-premisnya dan bernilai benar. Jadi, validitas dapat dibedakan dengan kebenaran dari kesimpulan. Validitas dapat diartikan tidak mungkin kesimpulan yang salah dihasilkan dari premis-premis yang benar atau premis-premis yang benar tidak mungkin menghasilkan kesimpulan yang benar.
(1)
Semua mamalia adalah berkaki 4
Semua manusia adalah mamalia
Dengan demikian, semua manusia berkaki 4
Argumen valid walau premis 1 salah, karena kesimpulannya tetap mengikuti premis-premisnya.
(2)
Ada jenis makhluk hidup berkaki 2
Manusia adalah makhluk hidup
Dengan demikian, semua manusia berkaki 2
Argumen tidak valid tapi menghasilkan kesimpulan yang benar.
Semua mamalia adalah berkaki 4
Semua manusia adalah mamalia
Dengan demikian, semua manusia berkaki 4
Argumen valid walau premis 1 salah, karena kesimpulannya tetap mengikuti premis-premisnya.
(2)
Ada jenis makhluk hidup berkaki 2
Manusia adalah makhluk hidup
Dengan demikian, semua manusia berkaki 2
Argumen tidak valid tapi menghasilkan kesimpulan yang benar.
- See more at:
http://phonks.blogspot.com/2013/05/pengantar-logika-informatika.html#sthash.Qjakv7Q8.dpuf